INFO BANDUNG BARAT—Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi kesehatan kronis yang sering terjadi di kalangan orang dewasa dan jika tidak diobati dalam jangka waktu yang cukup lama, bisa mengakibatkan masalah serius seperti barrett’s esophagus.

GERD terjadi ketika isi lambung mengalir kembali ke dalam esofagus, menyebabkan gejala khas seperti sensasi terbakar di daerah epigastrium (heartburn), regurgitasi asam (rasa pahit di mulut), mual, dan kesulitan menelan (disfagia), yang dapat merusak lapisan mukosa esofagus.

Secara umum, prevalensi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Asia dianggap lebih rendah daripada di negara-negara Barat. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, sekitar 7% dari populasi mengalami gejala heartburn, dengan perkiraan sekitar 20%-40% menderita GERD. Namun, penelitian baru menunjukkan adanya peningkatan prevalensi GERD di beberapa negara Asia.

Misalnya, di Iran, prevalensi GERD dilaporkan berkisar antara 6,3%-18,3%, sementara di Palestina angkanya mencapai 24%, dan di Jepang serta Taiwan sekitar 13%-15%. Di Asia Timur, prevalensi GERD berkisar antara 2%-8% pada tahun 2017. Perbedaan angka prevalensi ini diperkirakan terkait dengan perubahan dalam faktor-faktor sosial ekonomi dan gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko masyarakat terkena GERD.

Beberapa hal dapat mempengaruhi terjadinya riwayat GERD, di antaranya adalah usia dewasa, jenis kelamin perempuan, kondisi obesitas, dan memiliki riwayat penyakit dan kescharian yang tidak sehat sebelumnya seperti diabetes melitus, riwayat sering merokok, riwayat pekerjaan yang membuat seseorang sering begadang sehingga lupa makan, dan riwayat pola diet yang kurang sehat, sering mengkonsumsi minuman bersoda dan makanan yang pedas dan asam.

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi gastritis di Indonesia mencapai 40,8%.

Beberapa daerah di Indonesia juga melaporkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi, dengan prevalensi mencapai 274.396 kasus dari total penduduk sebesar 234.452.952 jiwa. Di Rumah Sakit Ibnu Sina, dalam rentang waktu 2021-2022, tercatat sebanyak 35 pasien mengalami kasus gastritis.

Lalu, bagaimana solusinya agar kamu mampu mengurangi gejala GERD? Berikut ini tipsnya menurut Atli Anarson BSc, PhD, seorang Nutrisionis dan Konsultan Kesehatan:

1. Tidur miring ke kiri

Tidur miring ke kiri dapat membantu menurunkan refluks asam di malam hari. Posisi ini dapat menurunkan paparan asam di kerongkongan hingga 71% . Tidur miring ke kiri juga menjauhkan asam dari sfingter esofagus bagian bawah.

2. Tinggikan kepala tempat tidur

Meninggikan kepala tempat tidur menurunkan refluks asam dan memperbaiki gejala seperti mulas dan regurgitasi pada penderita GERD.

3. Makan malam lebih awal

Menurut International Foundation for Gastrointestinal Disorders (IFGD) , jika kamu mengalami refluks asam, sebaiknya usahakan makan malam beberapa jam sebelum tidur.

Riset menunjukkan bahwa tidur dengan makanan yang tidak tercerna, terutama jika kamu makan banyak, dapat memperburuk gejala asam lambung  di malam hari.

4. Gunakan bawang yang dimasak daripada yang mentah

Bawang mentah adalah pemicu umum untuk gejala gastrointestinal seperti refluks asam dan mulas.

Karena bawang mentah lebih sulit untuk dicerna dan mungkin mengiritasi lapisan kerongkongan, menyebabkan sakit maag yang semakin parah.

5. Makanlah dalam porsi kecil namun lebih sering

Sfingter esofagus bagian bawah merupakan otot yang berfungsi sebagai katup antara lambung dan esofagus. Pada penderita refluks asam, otot ini melemah atau tidak berfungsi sehingga menyebabkan asam mengalir naik ke kerongkongan. Makan dalam porsi kecil dan lebih sering sepanjang hari dapat membantu mengurangi gejala refluks asam.

6. Pertahankan berat badan yang stabil

Kelebihan lemak perut mungkin berhubungan dengan peluang lebih tinggi refluks asam dan GERD. Obesitas secara umum dikaitkan dengan peluang lebih besar terkena GERD karena tekanan yang lebih besar di dalam rongga perut.

Jika kamu tertarik sedang diet untuk mengatasi refluks asam, bicarakan dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan apakah diet tersebut sudah tepat, dan juga diskusikan dengan dokter tentang  bagaimana dapat menurunkan berat badan dengan aman dan berkelanjutan.

7. Ikuti diet rendah karbohidrat

Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dapat memburuk refluks asam, dan mengurangi asupan karbohidrat bisa membantu mengurangi gejala GERD. Terlalu banyak karbohidrat yang tidak tercerna dalam sistem pencernaan bisa menyebabkan tidak hanya gas dan kembung tetapi juga bersendawa.

8. Batasi asupan alkohol

Minum alkohol dapat meningkatkan keparahan refluks asam dan mulas. Hal ini karena alkohol meningkatkan asam lambung, melemaskan sfingter esofagus bagian bawah, dan mengganggu kemampuan esofagus untuk mengeluarkan asam.

9. Jangan minum kopi terlalu banyak

Minum kopi juga dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah untuk sementara, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya refluks asam.

Bukti menunjukkan bahwa kopi dapat memperburuk refluks asam dan mulas.

10. Batasi asupan minuman berkarbonasi

Mengonsumsi rutin minuman berkarbonasi atau bersoda, termasuk minuman ringan, soda klub, dan seltzer, dapat dikaitkan dengan kemungkinan refluks yg lebih tinggi.

Ini karena karbon dioksida yang membuat minuman  bersoda dpt menyebabkan kamu lebih sering bersendawa, yg dapat meningkatkan asam yg keluar dari kerongkongan.

11. Jangan terlalu banyak minum jus jeruk

Banyak jenis jus jeruk, termasuk jus jeruk dan jus grapefruit dipertimbangkan pemicu umum sakit maag.

Bahan-bahan ini sangat asam dan mengandung senyawa seperti asam askorbat, yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan jika kamu mengonsumsinya dalam jumlah banyak dan dpt  mengiritasi lapisan kerongkongan.

Meskipun jus jeruk mungkin tidak menyebabkan naiknya asam lambung secara langsung, jus jeruk dapat memperburuk mulas untuk sementara.

12. Hindari mint, jika diperlukan

Peppermint dan spearmint adalah bahan yang umum digunakan untuk membuat teh herbal dan menambah rasa pada makanan, permen, permen karet, obat kumur, dan pasta gigi.

Minyak peppermint mungkin menurunkan tekanan sfingter esofagus, yang dapat menyebabkan mulas. Studi lain menunjukkan bahwa mentol, senyawa yang ditemukan dalam mint, bisa memperburuk refluks pada orang dengan GERD.

13. Batasi makanan tinggi lemak jahat

Makanan yang digoreng dan beberapa makanan berlemak lainnya juga bisa menjadi pemicu GERD. Beberapa riset menunjukkan bahwa mereka dapat menyebabkan sakit maag.

Makanan tinggi lemak dpt menyebabkan mulas dgn menyebabkan garam empedu dilepaskan ke saluran pencernaan, yang dapat mengiritasi kerongkongan.

Kamu tetap membutuhkan lemak baik agar tetap sehat.

14. Berhenti merokok

Air liur membantu menetralkan asam yang keluar dari perut ke kerongkongan. Tapi merokok bisa mengurangi jumlah air liur di mulut.

Merokok juga menurunkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah, yang dapat menyebabkan batuk dan naiknya asam lambung.

Penelitian menunjukkan bahwa berhenti merokok dapat mengurangi tingkat keparahan refluks asam atau GERD.***