Miris! Kasus Pencabulan Anak di Bandung Barat Meningkat Tahun Ini

INFO BANDUNG BARAT–Kekerasan seksual terhadap anak kembali menjadi perhatian serius di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah kasus mencuat ke permukaan dan memicu keresahan masyarakat.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) DP2KBP3A KBB, Rini Haryani, mengungkapkan bahwa jumlah kasus tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. “Kalau tahun lalu sepanjang 2024 ada 71 kasus, sekarang sampai September sudah lebih dari 80 kasus. Bahkan jumlah korban bisa lebih banyak dari angka kasus, karena dalam satu laporan bisa ada lebih dari satu anak,” ujarnya kepada Info Bandung Barat pada Sabtu (20/9/2025).
Dua kasus besar yang terjadi di Padalarang memperlihatkan besarnya ancaman ini. Seorang ayah tiri dilaporkan mencabuli tiga anak sekaligus, sementara seorang tukang parkir diduga melakukan pencabulan terhadap lebih dari sepuluh anak. Kasus-kasus tersebut viral di media sosial dan menambah perhatian publik terhadap tingginya angka kekerasan seksual di KBB.
Mayoritas pelaku, menurut Rini, adalah orang yang seharusnya dipercaya korban. “Pelakunya kebanyakan ayah tiri, paman, tetangga, atau orang yang dianggap panutan. Itu yang membuat kasus ini makin memprihatinkan,” jelasnya.
Dampak bagi korban pun sangat berat. Ada anak yang mengalami trauma hingga enggan kembali bersekolah. Untuk meminimalisasi dampak psikologis, DP2KBP3A bersama Polres Cimahi melakukan pendampingan konseling, advokasi hukum, serta koordinasi dengan pihak sekolah dan keluarga.
Rini menambahkan, meningkatnya laporan bukan hanya karena kasus yang makin banyak, tetapi juga karena kesadaran masyarakat yang lebih tinggi. “Dulu banyak yang malu, menganggap aib keluarga. Tapi sekarang, dengan adanya hotline, sosialisasi, dan dukungan media massa, masyarakat berani lapor. Kami pun sudah menyiapkan diri dengan ledakan laporan seperti ini,” katanya.
Namun, proses hukum masih kerap terkendala. Salah satunya karena keluarga korban enggan hadir sebagai saksi. “Kalau keluarga tidak hadir, putusan hakim bisa lebih ringan. Padahal kami ingin pelaku dihukum maksimal. Karena itu kami selalu mendorong keluarga untuk kooperatif,” tegas Rini.
Data sementara menunjukkan, Kecamatan Ngamprah menjadi wilayah dengan laporan tertinggi, meski kasus di Padalarang paling menyita perhatian publik karena jumlah korbannya banyak dan cepat viral di media sosial.
DP2KBP3A KBB berkomitmen memperkuat pencegahan melalui sosialisasi di sekolah, memperluas layanan hotline, serta memberikan pendampingan hukum dan psikologis agar korban mendapat perlindungan maksimal sekaligus menekan angka kekerasan seksual di wilayah Bandung Barat.***