INFO BANDUNG BARAT—Selama hampir satu dekade, beberapa orang aktivis di sejumlah daerah terbunuh akibat membela lingkungan.
”Aku sering diancam
Juga teror mencekam
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
Dikursilistrikkan ataupun ditikam”
Penggalan lirik lagu berjudul ”Di Udara” karya Efek Rumah Kaca tersebut menggambarkan kondisi para pejuang hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, termasuk di sektor lingkungan hidup. Dalam catatan sejarah, banyak di antara mereka yang berusaha dibungkam dengan berbagai cara, mulai dari diintimidasi, dikriminalisasi, diteror, hingga dibunuh.
Berikut adalah nama-nama pejuang atau aktivis lingkungan hidup yang diduga “dibumihanguskan” oleh orang-oranf berkepentingan:
1. Gijik
Seorang petani sawit meregang nyawa ketika ia dan warga berdemonstrasi mempertahankan tanahnya dari ekspansi perusahaan perkebunan sawit di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah pada 7 Oktober 2023. Polisi yang membunuh Gijik, hanya divonis 10 bulan penjara.
2. Golfrid Siregar
Seorang advokat Walhi Sumatera Utara yang menggugat Gubernur Sumatra Utara dan PT NSHE terkait proyek PLTA Batang Toru, proyek yang masih bermasalah dengan lingkungan hidup hingga saat ini. Kematian Golfrid sangat janggal & belum ada kejelasan hingga kini.
2. Abah Nateh
Seorang pejuang yang vokal membela lingkungan Meratus, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan dengan tagar #SaveMeratus. Beliau juga hadir dalam sidang tolak izin tambang PT MCM. Ia dibunuh pada 24 Juli 2024 oleh seorang warga yang tersinggung ketika ditegur karena minum minuman keras.
4. Salim Kancil
Seorang petani dari Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur, dikeroyok hingga tewas karena gigih menolak penambangan pasir ilegal di Pantai Watu Pecak. Ia dibunuh oleh preman sewaan Kepala Desa, pemberi izin pada PT Indo Modern Mining Sejahtera (IMMS).
4. Jurkani
Advokat yang sering membela kasus tambang ilegal di Kalimantan Selatan ini meninggal dikeroyok orang tak dikenal di tengah jalan pada 22 Oktober 2021. Saat itu ia sedang mengusut kasus penambang ilegal di konsesi IUP milik PT Anzawara Satria di provinsi tersebut.
6. Indra Pelani
Seorang anggota Serikat Tani Tebo yang aktif mempertahankan area kelolanya dalam konflik dengan PT Wira Karya Sakti di Jambi. Indra dikeroyok hingga tewas oleh sekuriti PT Manggala Cipta Persapa pada 28 Februari 2015.
7. Marius Betera
Marius Betera diduga dianiaya polisi pada Mei 2020 di Boven Digoel. Ia adalah seorang petani yang mempertanyakan kebunnya yang dirusak oleh PT Tunas Sawa Erma, anak perusahaan Korindo Group. Pihak berwenang cepat-cepat menghubungkan kematian itu dengan serangan jantung.
8. Erfaldi Lahadado
Ia tewas ditembak oleh polisi pada saat demontrasi penolakan tambang emas oleh PT Trio Kencana, di Desa Katulistiwa, Parigi Mutong, Sulawesi Tengah. Demonstrasi itu dibubarkan polisi karena memblokade jalan Trans-Sulawesi pada Minggu (13 Februari 2022).
Mari bersama-sama merawat ingatan. Pembela HAM Lingkungan Hidup tak hanya aktivis, ia bisa siapa saja yang memperjuangkan tanahnnya maupun lingkungan hidup yang baik dan sehat.***