INFO BANDUNG BARAT—Perhelatan debat perdana calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan pada Selasa (29/10/2024). Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Novena Lembang Bandung Barat. Ditayangkan pula dalam layanan siaran langsung di stasiun televisi dan YouTube KPU Kabupaten Bandung Barat.

Menariknya, pelaksanaan debat tersebut dibumbui kericuhan dari beberapa pendukung pasangan calon. Kericuhan ini berawal dari tidak tersedianya pertanyaan yang berkaitan dengan tema lingkungan hidup dan sampah. Tema pertanyaan yang seharusnya didapatkan Cawabup nomor urut 3, Ade Sudrajat, dari bola undian itu tidak tersedia dalam amplop. Meski sempat terdengar protes dari para pendukung, debat tetap berjalan sebagaimana mestinya meski harus mengganti tema pertanyaan.

Moderator dianggap kurang konsisten dalam debat

Kemudian, ketika amplop pertanyaan hanya tinggal tersisa 2, moderator debat, Syafaati Suryo dan Agung Kresna dianggap kurang konsisten dalam peraturan debat. Jika sebelumnya tema pertanyaan harus diundi melalui bola yang terdapat dalam fish bowl, kali ini moderator meminta 2 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yaitu nomor urut 1 dan 2 untuk memilih langsung amplop yang ada di tangan Agung.

Moderator meminta pasangan calon nomor urut 1 dan 2 untuk memilih langsung amplop pertanyaan tanpa melalui pengundian fish bowl (foto: Tangkapan layar Youtube KPU Kabupaten Bandung Barat)
Moderator meminta pasangan calon nomor urut 1 dan 2 untuk memilih langsung amplop pertanyaan tanpa melalui pengundian fish bowl (foto: Tangkapan layar Youtube KPU Kabupaten Bandung Barat)

Hal tersebut tentu menuai protes para pendukung paslon lain, karena dirasa tidak adil dan tidak sesuai aturan. Akhirnya kericuhan tidak dapat dihindarkan, terdengar teriakan para pendukung paslon lain yang tidak setuju dengan tindakan sang moderator.

Akhirnya, untuk melerai kericuhan tersebut, proses penentuan pertanyaan kembali menggunakan undian fish bowl. Meski kembali berjalan sesuai yang diharapkan pendukung paslon lain, namun tindakan tersebut dianggap kurang ideal dalam penyelenggaran debat perdana itu.