38°C
27/06/2025
Peristiwa

Candaan Seksis Adalah Bentuk Pelecehan yang Sering Dianggap Biasa

  • Juni 27, 2025
  • 2 min read
  • 2 Views
Candaan Seksis Adalah Bentuk Pelecehan yang Sering Dianggap Biasa

INFO BANDUNG BARAT–Candaan seksis kerap terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan seperti “Perempuan mah cocoknya di dapur,” atau “Laki-laki kok ngurus anak, takut istri ya?” sering kali dilontarkan dengan nada bercanda. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa bentuk candaan semacam ini termasuk dalam kategori pelecehan seksual verbal.

Apa Itu Candaan Seksis?

Candaan seksis adalah bentuk humor yang merendahkan, mengobjektifikasi, atau mendiskriminasi seseorang berdasarkan jenis kelamin atau gendernya. Meskipun sering dibungkus sebagai gurauan atau bentuk keakraban, dampak dari candaan ini bisa sangat serius.

Menurut Komnas Perempuan, pelecehan seksual verbal mencakup tindakan seperti komentar, lelucon, atau pernyataan yang bersifat merendahkan tubuh, gender, atau orientasi seseorang tanpa persetujuan.

Dampaknya Tidak Ringan

Candaan seksis dapat memengaruhi kondisi psikologis korban. Rasa malu, takut, tidak percaya diri, bahkan trauma jangka panjang bisa terjadi akibat komentar yang dianggap “sepele” oleh pelaku.

Selain itu, normalisasi candaan seksis dapat memperkuat rape culture atau budaya yang membiarkan kekerasan seksual terjadi karena dianggap hal biasa.

Contoh-Contoh Candaan Seksis yang Perlu Dihentikan

Beberapa bentuk candaan seksis yang sering ditemukan, antara lain:

● Komentar terhadap tubuh: “Kamu makin gendut, siapa yang mau nikah sama kamu?”

● Mengolok peran gender: “Cowok masak? Mana ada yang mau!”

● Lelucon terhadap privasi: “Semalam garapan berapa ronde?”

● Menyepelekan laki-laki yang mengasuh anak: “Laki-laki kok mainan stroller?”

Semua contoh di atas mungkin terdengar familiar. Namun saat diucapkan tanpa persetujuan, dan terlebih jika menimbulkan ketidaknyamanan, maka sudah tergolong sebagai pelecehan.

Candaan Bukan Alasan untuk Merendahkan

Menurut Permendikbud No. 30 Tahun 2021, pelecehan seksual termasuk segala bentuk ucapan yang menyasar tubuh dan seksualitas seseorang tanpa persetujuan, bahkan jika hanya berupa komentar atau candaan.

Batas antara bercanda dan pelecehan sangat jelas, ada atau tidaknya persetujuan dan kenyamanan dari pihak yang mendengarnya.

Saatnya Ubah Budaya

Membiarkan candaan seksis terus berlangsung sama dengan ikut membiarkan kekerasan terjadi. Maka, penting bagi kita untuk:

● Berpikir sebelum berbicaraMenolak ikut tertawa atas candaan yang merendahkan

● Berani menegur jika ada yang melecehkan lewat kata-kata

● Menciptakan ruang yang aman dan saling menghargai.

About Author

Tim Redaksi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *