38°C
30/09/2025
Sejarah

Menapaki Perubahan dari Ciledug ke Tanimulya

  • September 30, 2025
  • 2 min read
Menapaki Perubahan dari Ciledug ke Tanimulya

INFO BANDUNG BARAT — Desa Tanimulya di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, menyimpan kisah sejarah yang kaya. Dahulu, desa ini dikenal dengan nama Ciledug, sebuah wilayah dengan luas sekitar 464,7 hektar yang dipimpin oleh Kepala Desa H. Salamah pada tahun 1899. Nama Ciledug melekat cukup lama, hingga akhirnya pada tahun 1968 para tokoh masyarakat bermusyawarah untuk memberikan identitas baru yang lebih sesuai dengan harapan warganya.

Lahirlah nama Tanimulya, gabungan dari kata “Tani” yang mencerminkan kehidupan agraris masyarakat, dan “Mulya” yang bermakna kemuliaan serta kesejahteraan. Nama ini tidak sekadar penanda administratif, melainkan doa dan cita-cita kolektif agar kehidupan masyarakat desa dapat tumbuh subur dan bermartabat lewat akar pertanian.

Perjalanan Desa Tanimulya tidak berhenti di pergantian nama. Tahun 1990, desa ini mengalami pemekaran dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Desa Tanimulya dan Desa Pakuhaji. Pemekaran ini membawa perubahan pada batas administrasi serta cara pemerintah desa melayani masyarakat. Meski demikian, pemekaran justru membuka peluang bagi pelayanan yang lebih dekat dan merata.

Kini, Tanimulya berkembang pesat dan menjadi salah satu desa dengan jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Ngamprah, diperkirakan lebih dari 30 ribu jiwa. Pertumbuhan ini melahirkan usulan agar sebagian wilayah desa berubah status menjadi kelurahan, sebagai upaya menyesuaikan dengan dinamika penduduk dan kebutuhan administrasi.

Dalam lingkup Kecamatan Ngamprah, Tanimulya menempati posisi strategis. Dengan luas sekitar 2,3 km² atau 6,4% dari total kecamatan, desa ini berada hanya 4 km dari pusat kecamatan dan sekitar 3 km dari ibu kota kabupaten. Letaknya yang dekat dengan pusat pemerintahan membuat Tanimulya berkembang menjadi desa yang vital dan berperan penting dalam pembangunan Bandung Barat.

Sejarah Tanimulya—dari Ciledug, pergantian nama, pemekaran wilayah, hingga usulan perubahan status—adalah cermin perjalanan masyarakat yang selalu beradaptasi dengan zaman. Lebih dari sekadar catatan administratif, kisah ini merupakan bagian dari identitas, kebersamaan, dan harapan yang diwariskan dari generasi ke generasi.***

About Author

Tim Redaksi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *