INFO BANDUNG BARATDalam buku Ethics: Origin and Development, Peter Kropotkin menolak gagasan bahwa etika dan moral berasal dari spekulasi metafisik atau religius.

Sebaliknya, ia menempatkan moralitas sebagai hasil dari evolusi sosial manusia, mulai dari masyarakat primitif hingga negara modern.

Kropotkin memulai dengan mengeksplorasi perkembangan moralitas di alam, menunjukkan bahwa insting sosial dan bantuan timbal balik adalah elemen penting yang telah ada sejak awal evolusi kehidupan, baik pada manusia maupun hewan.

Salah satu argumen kunci Kropotkin adalah bahwa kehidupan sosial, yang dicirikan oleh kerja sama dan solidaritas, adalah landasan moralitas.

Hal tersebut bukan hanya berlaku pada manusia, tetapi juga pada banyak spesies lain yang hidup berkelompok.

Moralitas berkembang secara alami

Kropotkin menekankan bahwa konsep moralitas tidak bisa dipisahkan dari kehidupan nyata dan aktivitas sehari-hari manusia.

Moralitas, dalam pandangan Kropotkin, adalah sesuatu yang berkembang secara alami dalam konteks sosial.

Dalam sejarah moral, Kropotkin menelusuri bagaimana berbagai peradaban dan filosofi dari Yunani kuno hingga zaman modern membentuk pemahaman kita tentang apa yang benar dan salah, baik dan jahat.

Sejarah Moralitas

Di zaman Yunani kuno, moralitas mulai diartikulasikan melalui filsafat. Tokoh-tokoh seperti Sokrates dan Aristoteles mulai memformulasikan konsep keadilan, kebajikan, dan kehidupan yang baik, yang menjadi dasar bagi banyak teori etika selanjutnya.

Kropotkin juga membahas peran agama, khususnya Kekristenan, dalam membentuk moralitas Eropa.

Ia menunjukkan bagaimana ajaran agama sering kali mengaburkan moralitas alami dengan dogma dan aturan yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan sosial.

Selama Abad Pertengahan dan Renaisans, moralitas di Eropa sangat dipengaruhi oleh teologi Kristen, namun juga mulai mendapat tantangan dari pemikiran rasional dan humanis yang berkembang.

Era modern membawa perubahan besar dengan munculnya pemikiran rasional dan ilmiah.

Filsuf seperti Hobbes, Locke, dan Hume mulai mengeksplorasi etika dari perspektif yang lebih empiris, berusaha memahami moralitas berdasarkan pengalaman manusia.

Kropotkin memperlihatkan bagaimana moralitas berkembang di abad ke-19 melalui teori evolusi Darwin, yang menekankan pentingnya adaptasi dan survival of the fittest.

Namun, Kropotkin menentang pandangan ini dengan menyoroti peran bantuan timbal balik dalam evolusi.

Moralitas itu dinamis

Dalam menghadapi filsafat Nietzsche yang, menurut Kropotkin, mempromosikan “superman” dan individualisme ekstrem, Kropotkin menekankan bahwa solidaritas dan kerjasama adalah prinsip moral yang lebih tinggi dan lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Bagi Kropotkin, moralitas bukanlah aturan statis, tetapi sebuah proses evolusi yang terus berkembang.

Peter Kropotkin yang menjelaskan moralitas dalam bukunya (foto: BBS)
Peter Kropotkin yang menjelaskan moralitas dalam bukunya (foto: BBS)

Ini berarti bahwa moralitas selalu bisa berubah seiring dengan perubahan kondisi sosial dan pemahaman kita tentang dunia.

Kropotkin juga menggali gagasan bahwa moralitas harus realistis dan ilmiah, bukan hanya berdasarkan intuisi atau kepercayaan dogmatis.

Ia berargumen bahwa moralitas harus didasarkan pada kenyataan hidup dan kebutuhan sosial manusia.

Elemen utama moral

Tiga elemen utama moralitas menurut Kropotkin adalah: bantuan timbal balik, keadilan, dan pengorbanan diri.

Tiga hal tersebut adalah pilar yang ia anggap sebagai dasar dari semua tindakan etis dalam masyarakat.

Dalam buku ini, Kropotkin menghubungkan moralitas dengan kebahagiaan kolektif, menyatakan bahwa kebahagiaan individu terkait erat dengan kesejahteraan kelompok.

Moralitas, oleh karena itu, adalah tentang bagaimana kita hidup bersama dan saling mendukung.

Kropotkin juga membahas peran pendidikan dalam pengembangan moralitas.

Ia percaya bahwa dengan mendidik orang untuk memahami dan menghargai pentingnya solidaritas, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih etis dan adil.

Dalam konteks global, Kropotkin berpendapat bahwa moralitas harus melampaui batas-batas nasional.

Solidaritas internasional dan rasa keadilan global adalah bagian dari evolusi moralitas yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dunia modern.

Kropotkin juga menyadari bahwa moralitas selalu berada dalam proses perubahan.

Ia menekankan pentingnya terus menilai kembali nilai-nilai moral kita seiring dengan perkembangan pengetahuan dan kondisi sosial.

Inti moralitas

Inti dari moralitas bagi Kropotkin adalah bagaimana kita bisa hidup secara harmonis dan saling mendukung dalam komunitas.

Dengan demikian, moralitas bukan hanya tentang aturan, tetapi tentang kehidupan bersama yang bermakna.

Etika menurut Kropotkin adalah alat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang.

Ia menolak pandangan bahwa moralitas harus dikendalikan oleh otoritas eksternal, dan lebih memilih moralitas yang tumbuh dari pengalaman dan kebutuhan sosial.