38°C
08/10/2025
Berita Daerah Bhineka

Bandung Barat Catat Kasus Perceraian Akibat KDRT Tertinggi di Jawa Barat

  • Oktober 3, 2025
  • 2 min read
Bandung Barat Catat Kasus Perceraian Akibat KDRT Tertinggi di Jawa Barat

INFO BANDUNG BARAT–Jawa Barat kembali mencatat angka perceraian tertinggi di Indonesia sepanjang tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ada 88.985 kasus perceraian, dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi salah satu penyebab yang menonjol. Dari jumlah tersebut, sebanyak 653 kasus perceraian akibat KDRT telah diproses di pengadilan agama di Jawa Barat.

Sorotan utama muncul di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang menempati posisi pertama dengan 159 kasus perceraian akibat KDRT, melampaui Kabupaten Garut dengan 83 kasus, serta Kota Bandung dengan 58 kasus. Kabupaten Bandung mencatat 49 kasus, dan Kabupaten Ciamis 29 kasus. Data ini menunjukkan bahwa Bandung Barat menjadi daerah dengan beban terberat terkait perceraian karena KDRT di Jawa Barat.

Faktor penyebab KDRT bersifat kompleks. Beberapa penelitian mengungkap bahwa pemicu utama meliputi emosi tidak terkendali, perselingkuhan, kecanduan alkohol atau narkoba, serta tekanan ekonomi. Selain itu, budaya patriarki dan relasi kuasa yang timpang dalam rumah tangga turut memperbesar risiko terjadinya KDRT. Kondisi wilayah atau tempat tinggal bukanlah faktor dominan, karena justru kualitas komunikasi dan kesiapan pasangan jauh lebih menentukan.

Dampak perceraian akibat KDRT tidak hanya dirasakan oleh pasangan, tetapi juga anak-anak. Mereka kerap menjadi korban tak langsung yang harus menanggung trauma, depresi, serta kesulitan belajar. Dalam jangka panjang, anak bisa mengalami masalah dalam bersosialisasi atau bahkan mengulang pola kekerasan yang pernah mereka saksikan.

Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa pernikahan bukan sekadar penyatuan cinta, tetapi juga membutuhkan kesiapan emosional, finansial, serta kesamaan nilai hidup. Pemilihan pasangan yang matang dan komunikasi yang sehat dapat menjadi kunci mencegah konflik berujung kekerasan. Bandung Barat mungkin mencatat angka tertinggi, namun pesan yang lebih besar adalah perlunya kesadaran kolektif: keluarga harus menjadi ruang aman, bukan arena luka.**

About Author

Tim Redaksi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *