INFO BANDUNG BARAT Jejak persinggahan koloniBelanda di tatar Pasundan tidak hanya menyangkut para tokohdari negara tersebut. Di Bandung Barat bagian utara masih adajejak sang pahlawan nasional yang diabadikan dalam bentukmonumen pemakaman.

Jika melewati Jalan  Raya Lembang menuju Kota Bandung sebelum melewati lokasi wisata Farmhouse, terlihat sebuahgerbang berwarna putih. Tepat di pinggir jalan itu terdapatsebuah komplek pemakaman. Tempat ini adalah kawasan untukmengenang jasa pahlawan. Selain pemakaman, di lokasi ini juga terdapat monumen.

Tempat itu adalah komplek monumen perjuangan Bandung Utara bernama Monumen Pasir Pahlawan Oto Iskandar Dinata.Tepatnya di Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Oto Iskandar Dinata adalah seorang pahlawan nasional asalKabupaten Bandung yang lahir pada 31 Maret 1897 dan wafatpada usia 48 tahun di tanggal 20 Desember 1945.

Penulis buku “Oto Iskandar Di Nata The Untold Story”, Iip D. Yahya, menjelaskan bahwa monumen pasir pahlawan tersebutmuncul karena kesadaran masyarakat akan pentingnyamengenang dan mengabadikan jasa-jasa pahlawan yang dikenaldengan julukan Si Jalak Harupat ini.

Meski jasadnya tidak bersemayam di monumen pemakamantersebut, namun makam simbolik itu kemudian dikenal denganTaman Pahlawan Oto Iskandar Dinata yang diresmikan pada 20 Desember 1952 oleh Partai Kebangsaan Indonesia (PARKI)sebagai metamorfosis dari Paguyuban Pasundan.

Diambillah pasir dan air laut dari Pantai Mauk, Tangerang dan dimasukan ke peti mati sebagai syarat jenazah Oto Iskandar Dinata yang gugur di tanah Banten. Dipilihnya Lembang sebagai tempat ditanamnya pasir dan air laut sebagai monumenpemakaman sang pahlawan karena dianggap oleh PARKI memiliki lingkungan yang sejuk dan tenang.

Kemudian Taman Pahlawan Oto Iskandar Dinata ini menjadimakam sungguhan setelah wafatnya putra sulung Si Jalak Harupat yaitu Mayjen H. Sentot Iskandar Dinata yang gugurbersama batalyonnya pada masa revolusi saat mengamankanwilayah Bandung Utara.

Di komplek taman pahlawan tersebut juga terdapat monumenberbentuk 3 tembok terpisah yang memiliki tulisan “Bihari ngancik di kiwari ayeuna ngagelar jaga”, “Merdeka atau mati”, dan monumen peresmian oleh Gubernur Jawa Barat yang menjabat saat itu.

Yang unik, di setiap tanggal wafatnya Oto iskandar Dinata biasadilakukan peringatan oleh warga desa dan kecamatan sekitardengan mengunjungi untuk berziarah kubur, berdoa, juga mengenang jasa para pahlawan yang ada di komplek monumentersebut.