38°C
25/06/2025
Ekonomi Peristiwa

Job Fair Dinilai Sekadar Formalitas, Perusahaan dan Asosiasi HRD Beri Penjelasan

  • Juni 4, 2025
  • 2 min read
  • 51 Views
Job Fair Dinilai Sekadar Formalitas, Perusahaan dan Asosiasi HRD Beri Penjelasan

INFO BANDUNG BARAT–Belakangan ini, topik seputar efektivitas penyelenggaraan job fair kembali menjadi sorotan. Banyak pencari kerja menyampaikan kekecewaan di media sosial terkait minimnya interaksi langsung dalam kegiatan tersebut. Sejumlah keluhan menyebutkan bahwa pelamar hanya diarahkan untuk mendaftar secara daring tanpa adanya proses wawancara atau seleksi langsung di tempat.

Isu ini memicu perdebatan mengenai apakah job fair masih relevan sebagai sarana pertemuan antara pencari kerja dan perusahaan, atau justru telah beralih fungsi menjadi sekadar ajang promosi dan formalitas semata.

Perusahaan Klarifikasi Tujuan Partisipasi di Job Fair

Menanggapi persepsi publik, sejumlah perusahaan yang rutin mengikuti job fair menyampaikan klarifikasi. Mereka menegaskan bahwa keikutsertaan dalam kegiatan rekrutmen tersebut tetap dilakukan secara serius. Perusahaan menggunakan kesempatan ini untuk menyaring pelamar secara awal, menyampaikan informasi seputar lowongan, serta membangun brand awareness.

Perwakilan dari beberapa perusahaan menyebutkan bahwa sebagian besar proses rekrutmen kini memang dilanjutkan secara online. Alasannya adalah untuk memastikan efisiensi dan kemudahan dalam pengelolaan data pelamar. Tahapan seleksi seperti verifikasi administrasi hingga wawancara mendalam dilakukan secara digital agar lebih sistematis dan tepat sasaran.

Asosiasi HRD Nilai Job Fair Masih Relevan

Menanggapi isu ini, Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia (PMSM) Indonesia menyatakan bahwa job fair tetap memiliki nilai penting dalam ekosistem ketenagakerjaan. Menurut mereka, meskipun sebagian proses seleksi berlangsung secara daring, kehadiran fisik dalam job fair tetap berperan dalam membangun komunikasi awal antara pelamar dan perusahaan.

PMSM juga mengingatkan bahwa ekspektasi pelamar terhadap hasil instan dari job fair perlu disesuaikan dengan realitas sistem rekrutmen saat ini. Proses rekrutmen membutuhkan waktu, seleksi yang ketat, dan kesesuaian antara kualifikasi pelamar dengan kebutuhan perusahaan.

Perlunya Evaluasi Terbuka terhadap Sistem Job Fair

Fenomena ini memperlihatkan adanya jarak antara ekspektasi pencari kerja dan praktik lapangan dalam kegiatan job fair. Banyak pelamar merasa kecewa karena tidak mendapatkan informasi yang cukup jelas mengenai tahapan seleksi atau hasil dari lamaran mereka. Di sisi lain, perusahaan merasa telah menjalankan proses sesuai prosedur dan perkembangan teknologi.

Kondisi ini mendorong perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyelenggaraan job fair di Indonesia. Evaluasi tersebut penting untuk memastikan transparansi, efektivitas, dan keselarasan antara tujuan job fair dengan pengalaman para pencari kerja.

About Author

Ayu Diah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *