INFO BANDUNG BARAT—Suhu tertinggi yang pernah tercatat di alam semesta itu dihasilkan dari eksperimen di Large Hadron Collider (LHC) dan Brookhaven National Laboratory.
Eksperimen di LHC menciptakan suhu 9.9 triliun derajat Fahrenheit. Suhu tersebut lebih dari 366.000 kali dari panas inti Matahari. Sementara eksperimen di Brookhaven menciptakan suhu 4 triliun derajat Celsius, yang sekitar 250.000 kali lebih panas dari inti Matahari.
Kedua eksperimen ini bertujuan untuk menciptakan kembali keadaan materi primitif yang disebut quark–gluon plasma.
Quark-Gluon Plasma dan Pengaruhnya terhadap Suhu Tertinggi di Alam Semesta
Quark-gluon plasma adalah materi yang ada sesaat setelah Big Bang, saat alam semesta sangat panas dan padat sehingga bahkan atom pun tidak bisa terbentuk.
Quark dan gluon adalah partikel kecil yang membentuk proton dan neutron, yang nantinya membentuk atom. Biasanya, quark dan gluon terikat oleh gaya kuat, tapi di quark–gluon plasma, mereka bisa bergerak bebas seperti kacau balau.
Quark–gluon plasma ini bisa membantu kita memahami bagaimana alam semesta berevolusi dari keadaan awalnya menjadi seperti yang kita lihat sekarang.
Tapi, untuk membuat quark–gluon plasma, kita butuh energi dan emas yang banyak. Atom emas memiliki banyak proton dan neutron di intinya, yang artinya banyak quark dan gluon yang bisa kita gunakan.
Kita juga butuh mesin raksasa seperti LHC atau RHIC (Relativistic Heavy Ion Collider) untuk menghancurkan atom emas itu dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.
Ketika itu terjadi, sebuah bola api kecil tercipta yang hanya bertahan sepersekian detik (sangat singkat) dan mencapai suhu yang lebih panas dari apa pun di alam semesta.
Bola api itu sangat kecil dan singkat sehingga tidak mempengaruhi apa pun di sekitarnya. Mereka juga tidak menciptakan unsur baru atau radiasi yang bisa membahayakan kita atau lingkungan. Mereka hanya memberi kita sekilas tentang masa lalu dan masa depan alam semesta kita yang luar biasa.***