Pabaru Sunda 1962: Tahun Baru dalam Kalender Caka Sunda yang Diangkat Kembali dari Lintasan Sejarah

INFO BANDUNG BARAT–Pabaru Sunda 1962, yang diperingati pada 4 Juni 2025, menjadi momentum penting dalam upaya menghidupkan kembali budaya Sunda, terutama melalui sistem penanggalan tradisional yang dikenal dengan Kalender Caka Sunda. Peringatan tahun baru ini bukan sekadar pergantian angka, tetapi juga bentuk nyata kesadaran budaya.
Apa Itu Kalender Caka Sunda?
Kalender Caka Sunda merupakan sistem penanggalan tradisional yang berbasis kalender candra (lunar). Sistem ini pernah digunakan masyarakat Sunda pada masa kerajaan sebagai acuan dalam pertanian, upacara adat, dan kehidupan sehari-hari. Kalender ini membagi satu bulan menjadi dua bagian: suklapaksa (paruh terang) dan kresnapaksa (paruh gelap), mengikuti siklus bulan.
Satu tahun terdiri dari 12 bulan, dan satu windu (siklus besar) terdiri dari 8 tahun. Sistem ini juga mengenal satuan waktu yang khas dan lokal, menunjukkan kekayaan ilmu pengetahuan waktu yang dimiliki masyarakat Sunda pada masa lalu.
Hilangnya Kalender dan Upaya Menghidupkannya Kembali
Setelah mengalami dominasi budaya luar dan pergantian sistem pemerintahan, Kalender Caka Sunda sempat tidak lagi digunakan selama lebih dari 700 tahun. Namun pada tahun 1993, budayawan Sunda Ali Sastramidjaja memulai upaya rekonstruksi kalender ini berdasarkan penelitian filologis terhadap naskah-naskah kuno.
Kalender tersebut kemudian mulai diperkenalkan kembali ke publik dan digunakan dalam perayaan budaya dan pendidikan, termasuk dalam peringatan Pabaru Sunda setiap tahunnya.
Peringatan Pabaru Sunda 1962
Peringatan tahun baru Pabaru Sunda 1962 menjadi sarana edukasi budaya, khususnya bagi generasi muda. Beberapa komunitas budaya di Jawa Barat menggelar kegiatan seperti doa bersama, pertunjukan seni tradisional, serta diskusi sejarah untuk memperingati masuknya tahun baru dalam Kalender Caka Sunda.
Banyak pihak menganggap bahwa momentum ini adalah langkah penting dalam pelestarian budaya. Kesadaran untuk kembali menggunakan kalender warisan leluhur menjadi simbol dari tumbuhnya rasa bangga terhadap identitas lokal.
Pabaru Sunda dan Generasi Sekarang
Di tengah derasnya arus budaya global, Pabaru Sunda menjadi titik balik penting dalam memperkuat akar budaya lokal. Perayaan ini menjadi momen refleksi untuk mengenal kembali sistem nilai, cara pandang terhadap waktu, dan warisan intelektual dari leluhur Sunda.
Penggunaan Kalender Caka Sunda bukan hanya simbol tradisi, tetapi juga menjadi wujud kesinambungan sejarah dan identitas yang relevan untuk masa kini.