38°C
26/06/2025
Budaya

Tradisi Pawai Obor 1 Muharram di Tatar Sunda: Warisan Budaya yang Terus Menyala

  • Juni 26, 2025
  • 2 min read
  • 2 Views
Tradisi Pawai Obor 1 Muharram di Tatar Sunda: Warisan Budaya yang Terus Menyala

INFO BANDUNG BARAT–Setiap malam 1 Muharram, suasana kampung-kampung di Tatar Sunda terasa lebih hidup dan penuh cahaya. Masyarakat Muslim berkumpul, menyalakan obor, dan berarak keliling kampung dalam tradisi yang disebut pawai obor.

Kegiatan ini bukan hanya perayaan menyambut tahun baru Islam, tetapi juga momen untuk kembali ke diri sendiri, merenungkan langkah hidup, menata niat, dan membuka lembaran baru yang lebih baik.

Muharram dan Awal Tahun dalam Kalender Islam

Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan Islam (Hijriah) yang mulai diberlakukan sejak masa Khalifah Umar bin Khattab. Bulan ini menjadi penanda awal tahun baru dan termasuk salah satu dari empat bulan suci dalam Islam.

Di bulan ini, umat Muslim dianjurkan memperbanyak amal kebajikan, menghindari pertikaian, serta mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang membawa pada kedamaian dan ketenangan batin.

Obor: Simbol Terang dan Pembaruan Diri

Obor dalam tradisi ini bukan hanya alat penerang di malam hari. Lebih dari itu, obor menyimpan makna simbolis yang dalam: cahaya untuk menerangi jalan hidup, semangat untuk memperbaiki diri, serta petunjuk menuju kehidupan yang lebih terarah.

Bagi masyarakat Sunda, api atau obor melambangkan kekuatan, pembersihan, serta harapan. Obor menjadi representasi dari semangat baru untuk kembali berpikir jernih, memperkuat hati, dan menjalani hidup yang lebih bermakna.

Pawai Obor di Tatar Sunda

Di berbagai daerah di Tatar Sunda, tradisi pawai obor dilaksanakan secara turun-temurun. Obor dibuat dari bambu, dilapisi kain, lalu disiram minyak tanah untuk dinyalakan.

Ketika malam tiba, warga dari anak-anak hingga orang tua berkumpul mengenakan pakaian Muslim, membawa obor, dan berjalan kaki bersama mengelilingi kampung. Pawai biasanya diiringi lantunan salawat, tabuhan rebana, dan pembacaan doa bersama yang menambah kekhusyukan suasana.

Memperkuat Nilai Sosial dan Budaya

Tradisi pawai obor tidak hanya bersifat religius, tapi juga sarat nilai sosial. Kegiatan ini menjadi momen silaturahmi lintas generasi, memperkuat gotong royong, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya dan lingkungan sekitar.

Di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman, masyarakat Sunda tetap menjadikan pawai obor sebagai ruang untuk memperkuat identitas dan nilai kebersamaan.

Kembali ke Diri Sendiri Lewat Tradisi

Pawai obor bukan sekadar kegiatan rutin. Ia menjadi ajang untuk kembali ke diri sendiri atau melihat ke dalam, memperbaiki yang kurang, dan menyambut masa depan dengan niat yang lebih baik.

Cahaya obor yang menyala di malam Muharram bukan sekadar simbol terang di tengah gelap. Ia mengajak setiap orang untuk menyalakan kembali semangat, harapan, dan arah hidup dengan lebih sadar.

About Author

Tim Redaksi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *