370 Orang Ditangkap Saat Demo DPR, Ratusan di Bawah Umur
INFO BANDUNG BARAT–Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI pada Senin, 25 Agustus 2025, berakhir ricuh dan diwarnai penangkapan massal. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mencatat sebanyak 370 orang ditangkap polisi dalam peristiwa tersebut.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 200 orang merupakan anak di bawah umur. Beberapa peserta yang diamankan masih mengenakan seragam sekolah. Sebagian juga dilaporkan mengalami luka fisik, mulai dari lebam hingga harus menggunakan kursi roda.
LBH Jakarta menyampaikan bahwa sejak awal, pendampingan hukum bagi massa aksi sempat dihalangi aparat. Orang tua dan kuasa hukum tidak langsung bisa menemui mereka. Setelah adanya desakan, barulah pendampingan diperbolehkan.
Aksi unjuk rasa yang dimulai sejak pagi hari membawa tuntutan pembubaran DPR RI. Massa yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan kelompok masyarakat sipil bergerak di beberapa titik, antara lain di depan Gedung DPR, kawasan Pejompongan, hingga sekitar Gedung BNI. Menjelang malam, bentrokan pecah dan penangkapan dilakukan secara besar-besaran.
Menurut catatan Amnesty International, pola penggunaan kekerasan aparat dalam menangani aksi di Indonesia sering kali berulang. Praktik yang tercatat mencakup penggunaan gas air mata, water cannon, pemukulan dengan tongkat, hingga penahanan sewenang-wenang.
Secara hukum, hak menyampaikan pendapat di muka umum dijamin oleh Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 dan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) yang telah diratifikasi Indonesia. Selain itu, penggunaan kekuatan oleh aparat diatur dalam Perkapolri No. 1 Tahun 2009 dengan prinsip legalitas, proporsionalitas, dan kebutuhan.
Kasus penangkapan massal dalam aksi 25 Agustus kini menjadi perhatian organisasi masyarakat sipil dan lembaga hak asasi manusia, terutama karena melibatkan ratusan anak di bawah umur.
