INFO BANDUNG BARAT—Penutupan akses jalan di Kampung Pos Wetan, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat berimbas pada kegiatan ekonomi warga sekitar.
Salah seorang pemilik warung di wilayah tersebut mengaku mengalami kerugian atas ditutupnya akses jalan warga di Gang Rahayu itu.
“Ya jadi sepi, biasanya anak-anak yang mau pergi ke sekolah suka jajan dulu di sini,” kata salah satu pemilik warung ketika dimintai keterangan oleh Tim Info Bandung Barat pada Senin (5/8/2024).
Ia juga menyayangkan karena para pedagang yang menggunakan gerobak untuk berjualan harus berjalan memutar demi sampai ke tempat jualannya.
“Pedagang yang pake roda (gerobak) gitu kan jadi harus muter,” imbuhnya.
Sang pemilik warung juga menambahkan bahwa penutupan akses jalan ini akses pelajar yang hendak pergi ke sekolah serta orang-orang yang akan pergi beribadah ke masjid. Jalan tersebut diketahui digunakan sebagai akses yang dilalui untuk berbagai aktivitas rutin warga.
“Padahal masjidnya di depan mata, tapi jadi harus muter karena jalannya ditutup,” pungkasnya.
Kronologi Penutupan Jalan yang Menjadi Akses Warga
Dikonfirmasi pada hari yang sama di tempat yang berbeda, Ketua RW 12 Yudi Herawan menceritakan kronologi penutupan jalan di wilayahnya. Ia mengaku dihubungi ketua RT pada Jumat (2/8/2024) bahwa akses jalan di wilayahnya akan ditutup.
“Saya dihubungi ketua RT bahwa akan ada penembokan di gang itu,” kata Yudi.
Kemudian, Yudi mengonfirmasi Kepala Dusun setempat dan mengunjungi gang yang dimaksud untuk memastikan keabsahan informasi yang ia terima. Penutupan jalan tersebut dilakukan dihari yang sama ketika kabar itu beredar.
Pihaknya juga diundang Kepala Desa Kertamulya untuk mencari solusi terbaik bagi warga, karena penutupan jalan ini cukup merugikan banyak pihak.
Adapun yang diharapkan warga setempat terutama yang tidak terlibat dalam sengketa lahan itu yakni adanya pembongkaran kembali jalan yang telah tertutup batako itu.
Yudi juga membenarkan bahwa penutupan akses jalan ini telah menghambat aktivitas warga yang akan bekerja, sekolah, berjualan, bahkan beribadah.
“Kita mengajukan ke Desa agar jalannya dibuka karena kasihan yang mau jualan dan bekerja,” pungkasnya.
Hingga kabar ini diturunkan, konflik sengketa lahan ini masih dalam proses penanganan Polda Jabar.***