INFO BANDUNG BARAT—Disutradarai Bobby Prasetyo, Kuasa Gelap tayang sejak 3 Oktober 2024 di bioskop. Berdasarkan kisah nyata, proses pengembangan film ini berlangsung selama bertahun-tahun, termasuk berkonsultasi ke Gereja Katolik.
Kehadiran Kuasa Gelap menunjukkan upaya diversifikasi karya pada jagat horor sinema dalam negeri. Perspektif agama Katolik menambah variasi film horor Indonesia yang didominasi perspektif agama Islam.
Antusiasme atas Kuasa Gelap juga terlihat pada pasar luar. Film ini akan tayang di 33 negara dengan sistem pre-buy, antara lain di Amerika Latin dan Eropa Timur.
Kuasa Gelap juga menampilkan sosok hantu dalam rupa biarawati. Ada pula adegan salib terbalik sebagai aksi setan menghina Tuhan dan kejadian boneka jelangkung yang tidak bisa dibuang.
Kuasa Gelas menyibak kejenuhan industri film horor
Bak secercah cahaya, Kuasa Gelap datang menyibak kejenuhan industri perfilman horor Indonesia. Film ini membahas eksorsisme atau pengusiran setan dari perspektif agama Katolik. Kekuatan iman sang romo diuji dalam film transnasional ini.
Romo Thomas (Jerome Kurnia) tersadar di jalanan pada malam yang sepi. Kondisi mobilnya terbalik. Adik dan ibunya terkapar di luar. Sembari menangis, Romo Thomas berdoa agar mukjizat datang menyelamatkan nyawa mereka.
Di tempat lain, Maya (Astrid Tiar) berusaha menghubungi putrinya, Kayla (Lea Ciarachel). Kayla menghindar gara-gara tidak sreg dengan pacar ibunya, Denis (Erdin Werdrayana).
Karena itulah, Kayla dan Cilla (Freya JKT48) pergi ke kuburan ayahnya sambil membawa boneka jelangkung. Mereka membaca beberapa mantra yang tampaknya terbukti ampuh. Boneka itu bergerak. Mengira itu ayahnya, Kayla cepat-cepat meminta ”ayahnya” agar memisahkan ibunya dari Denis.
Keanehan demi keanehan mulai terjadi. Kayla berkali-kali melihat sosok putih. Lama-kelamaan, dia bertingkah aneh, seperti berbicara dalam bahasa Latin. Sekolah sempat mengaitkan kondisi Kayla dengan masalah psikologis, khususnya gangguan kepribadian ganda.
Sebagai guru, Romo Thomas ikut khawatir tentang keadaan Kayla. Namun, dia ragu membantu. Iman sang romo sedang berada dalam titik kritis sampai ia berniat mundur dari gereja. Akhirnya, gereja menyarankan Romo Thomas bertemu Romo Rendra (Lukman Sardi) untuk melakukan eksorsisme kepada Kayla. Namun, upaya itu tidak selancar perkiraan.
Film transnasional
Steven Rawle dalam buku Transnational Cinema: An Introduction (2018) menyebutkan, sinema merupakan media transnasional yang terus-menerus melintasi batas dan budaya. Di sisi lain, produk budaya dalam sinema transnasional rentan mengalami apropriasi, revisionisme, serta pergeseran ide pada film-film yang diproduksi ulang sebagai upaya globalisasi atau lokalisasi.
Alhasil, penonton sering menyadari hubungan intertekstual antara film, termasuk soal narasi. Fenomena ini terlihat pada Kuasa Gelap yang banyak ”meminjam” referensi film-film Hollywood.
Film ini mengisahkan upaya eksorsisme pastor terhadap seorang anak perempuan yang kerasukan. Anak tersebut mengalami masalah komunikasi dalam keluarga. Sementara itu, ada dua pastor yang bertugas mengusir setan, tetapi si pastor yang lebih muda bimbang dengan imannya. Narasinya mirip dengan The Exorcist (1973).
Sejumlah teknik menakuti penonton mengikuti gaya film yang sudah-sudah. Kayla mulai kerasukan saat terbangun melihat sosok putih di atas tempat tidur. Lama-lama, tubuhnya memar tanpa sebab. Sama dengan kisah The Conjuring (2013).
Tampilan sosok yang kerasukan dalam film tersebut sudah sering terlihat pula. Ia berwajah mengerikan sambil mengenakan busana putih, bersuara berat seperti monster, dan mahir berbicara dalam bahasa Latin.
Kuasa Gelap juga menampilkan sosok hantu dalam rupa biarawati. Ada pula adegan salib terbalik sebagai aksi setan menghina Tuhan dan kejadian boneka jelangkung yang tidak bisa dibuang. Semua ini mengingatkan penonton pada film The Exorcist, The Nun (2018), The Conjuring 2 (2016), dan Annabelle(2014).
Namun, Kuasa Gelap mempunyai sejumlah jumpscare unik yang cukup membuat napas tercekat. Momen tersebut, antara lain ketika pastor mengendarai mobil, sang ibu memeluk Kayla, dan Kayla berada di balkon kamar tidur.
Sentuhan lokal
Sejak awal, sutradara Kuasa Gelapmenyatakan film ini banyak terinspirasi dari film luar bertemakan eksorsisme. ”Tapi, salah satu yang membuat cerita ini menarik dan unik adalah bagaimana menggambarkan eksorsisme di Indonesia, Asia, yang bukan mayoritas Katolik,” ujar Bobby.
Beberapa proses indonesianisasi terjadi dalam film dengan menampilkan beberapa unsur lokal. Kayla dan Cilla bermain jelangkung di atas kuburan pada malam hari. Permainan ini menjadi jalan masuk sang iblis untuk merasuki Kayla.
”Praktik okultisme, apa pun kulturnya, memberi peluang orang untuk kerasukan. Dalam film Veronica (2017) kerasukan terjadi setelah permainan papan Ouija. Jadi, praktik okultisme berbahaya apa pun medianya,” kata Bobby.
Unsur lainnya terlihat dalam dialog dan tindakan sederhana para karakter. Cilla, contohnya, mengucapkan salam dalam bahasa Arab, sedangkan Romo Thomas hendak melepas sepatu kala bertamu.
Adapun Kuasa Gelap juga cukup memberi banyak porsi tentang kisah masa lalu Romo Thomas beserta sisi emosional dan spiritualnya. Menurut produser Robert, hal semacam ini jarang tergali dalam film horor sejenis.
”Menurutku, ini justru menarik karena kita jadi memanusiakan romo. Romo Thomas jadi relatable karena dia pernah merasa kecewa dan marah kepada Tuhan. Itu sangat manusiawi meskipun dia tokoh agama,” kata Robert.
Kuasa Gelap membawakan sudut pandang baru dalam industri film walau tidak dalam narasi yang segar. Ada banyak momen yang harusnya bisa tergali lebih baik, misalnya alasan Kayla sampai kerasukan, variasi cara setan mengolok Tuhan dan mengintimidasi romo, serta pengambilan gambar eksorsisme akhir.
Setidaknya, Kuasa Gelap telah meletakkan fondasi untuk pengembangan kisah eksorsisme selanjutnya. Apalagi, kabarnya, film ini akan memiliki sekuel.