38°C
25/06/2025
Budaya

Iket Sunda: Selembar Kain Sejuta Makna

  • Mei 15, 2025
  • 3 min read
  • 14 Views
Iket Sunda: Selembar Kain Sejuta Makna

INFO BANDUNG BARAT–Iket Sunda bukan sekadar kain penutup kepala. Di balik simpul dan lipatannya, iket menyimpan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Sunda. Lebih dari elemen busana tradisional, iket mencerminkan pandangan hidup, struktur sosial, spiritualitas, hingga cara manusia berinteraksi dengan alam dan sesamanya.

Iket Sebagai Identitas dan Jalan Hidup

Bagi masyarakat Sunda, iket adalah simbol jati diri. Pemakaiannya tidak hanya mencerminkan asal daerah atau strata sosial, tetapi juga menunjukkan karakter dan nilai-nilai yang dipegang oleh seseorang. Dalam tradisi, orang yang memakai iket dianggap memiliki kedewasaan, tanggung jawab, dan komitmen terhadap tatanan hidup yang harmonis. Iket juga menjadi cerminan prinsip hidup orang Sunda yang menjunjung tinggi tata krama, kesederhanaan, serta rasa hormat terhadap leluhur dan lingkungan sekitar.

Opat Kalima Pancer: Keseimbangan Alam dan Diri

Bentuk dasar iket yang berupa kain bujur sangkar melambangkan empat unsur alam utama: tanah, air, angin, dan api. Di bagian tengahnya terdapat pancer, yang mewakili posisi manusia sebagai pusat keseimbangan. Dalam ajaran ini, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungan yang selaras antara dirinya, alam semesta, dan Sang Pencipta.

Konsep ini mengajarkan bahwa hidup harus dijalani dengan kesadaran untuk tidak berlebihan, tidak merusak, dan selalu menjaga keharmonisan dalam segala aspek kehidupan.

Tri Tangtu

Filosofi iket juga menggambarkan struktur sosial dalam masyarakat Sunda melalui konsep Tri Tangtu: Resi, Rama, dan Ratu 

Resi melambangkan kaum spiritual atau rohaniawan.

Rama melambangkan pemimpin atau pengatur tatanan.

Ratu mewakili rakyat atau masyarakat umum.

Tiga unsur ini menunjukkan bahwa setiap peran dalam kehidupan masyarakat sama pentingnya. Keseimbangan akan tercapai bila ketiganya saling mendukung dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Iket dan Nilai-Nilai Kehidupan

Memakai iket bukan hanya tentang gaya atau tradisi, tetapi juga tentang komitmen menjalani hidup dengan nilai-nilai luhur. Iket mengajarkan lima prinsip dasar kehidupan:

 

1. Menghormati leluhur dan asal-usul,

2. ⁠Menjaga tata tertib dan hukum,

3. ⁠Selalu belajar dan menghindari kebodohan,

4. ⁠Bertakwa kepada Tuhan,

5. ⁠Setia dan cinta kepada tanah air.

 

Kelima prinsip ini menjadi pedoman moral yang melekat dalam kehidupan masyarakat Sunda, dan terwakili secara simbolik dalam bentuk dan cara penggunaan iket.

Simpul Iket: Ikatan Persaudaraan 

Salah satu bagian paling bermakna dari iket adalah simpulnya. Simpul tersebut bukan hanya pengikat fisik, melainkan simbol dari kuatnya hubungan antar manusia. Ia mewakili nilai-nilai seperti persaudaraan, kebersamaan, dan kesetaraan. Dengan iket, tidak ada pembeda antara yang tinggi dan rendah; yang ada hanyalah manusia yang saling menghargai dan saling menjaga.

Hidup Penuh Kesadaran dan Kasih Sayang

Iket juga mengandung ajakan untuk selalu eling (ingat) pada diri, pada Tuhan, dan pada jalan hidup yang benar. Sekaligus menjadi pengingat agar selalu mikanyaah (menyayangi) sesama makhluk hidup dan alam sekitar. Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan individualistik, filosofi ini menjadi penyeimbang agar manusia tidak kehilangan arah dan nilai-nilai kemanusiaan.

About Author

Ayu Diah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *