INFO BANDUNG BARATPenjajahan kolonial Belanda selama 350 tahun memang membuat bangsa Indonesia menderita. Pengorbanan dari mulai tenaga, pikiran, materi, hingga nyawa, dari para pejuang bumi pertiwi sudah tak terhitung nilainya guna bisa bebas dari belenggu penjajahan.

Meskipun banyak menyisakan kepedihan, tidak bisa dipungkiri jika kolonial Belanda juga mewariskan berbagai infrastruktur bangunan, jalan, jembatan, dll, yang hingga kini masih aktif dimanfaatkan. Awalnya memang infrastruktur itu dibangun untuk menunjang aktivitas kaum penjajah, tapi kini telah menjelma menjadi fasilitas publik.

Salah satunya adalah keberadaan Jembatan Kereta Cikubang yang berlokasi di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Jembatan yang dibangun sekitar tahun 1906 ini masih kokoh berdiri dan menjadi jalur utama akses kereta api Bandung-Jakarta dan sebaliknya.

Jembatan buatan perusahaan kereta api negara Staatssporwegen (SS) itu menjadi jembatan terpanjang di Pulau Jawa menawarkan pemandangan indah.

Melansir laman resmi Kereta Api Indonesia (KAI), pada 1904 Staatssporwegen memulai pembangunan jalur Purwakarta-Padalarang. Pembangunan ini menyusul jalur Karawang-Purwakarta yang sudah beroperasi pada 1902. Kondisi geografis jalur sepanjang 56 km itu melewati banyak lereng gunung. Oleh karena itu SS membangun beberapa jembatan penghubung, baik jembatan panjang maupun pendek.

Jembatan Cikubang di masa lalu (foto: tropenmuseum.nl)
Jembatan Cikubang di masa lalu (foto: tropenmuseum.nl)

SS membangun delapan jembatan di jalur itu. Tiga jembatan di antaranya merupakan jembatan panjang yakni Cikubang, Cibisoro dan Cisomang.  Cikubang menjadi jembatan terpanjang yang masih beroperasi hingga saat ini. Sebenarnya ada jembatan yang lebih panjang di Pulau Jawa ini yakni jembatan Cikacepit. Namun jembatan yang berada di jalur Banjar-Pangandaran-Cijulang tersebut sudah tidak aktif.

Besi jembatan berasal dari Eropa

Jembatan itu sempat mengalami kendala dalam pembangunan. Material besi yang datang dari Eropa menuju Pelabuhan Tanjung Priok mengalami keterlambatan selama delapan bulan. Beberapa besi juga datang melalui Pelabuhan Cilacap.

Jembatan yang melintang di atas sungai Cikupang itu memiliki panjang 300 meter. Tingginya mencapai  80 meter dari dasar pondasinya ditopang dengan 11 pilar baja dengan berat rata-rata 122 ton dan panjang bervariasi antara 12-50 meter.

Pada 2 Mei 1906 jembatan selesai dibangun dan mulai dibuka untuk umum. Pembukaan jembatan ini bersamaan dengan jalur kereta api jalur Purwakarta-Padalarang. Selain kereta-kereta pembawa penumpang. Jalur ini kerap dilewati oleh kereta untuk mengangkut hasil perkebunan seperti kina dan teh.

Jembatan yang berada di bawah Daerah Operasi II Bandung ini sempat mengalami penguatan struktur jembatan pada 1950-an, pada saat itu Djawatan Kereta Api yang merupakan cikal bakal PT KAI memang tengah melakukan penguatan struktur jembatan di Jawa. Jembatan Cikubang kini memiliki kekuatan untuk muatan menjadi 8,75t/m dari sebelumnya 5,55 t/m. Penguatan itu dilakukan seiring lokomotif diesel mulai digunakan menggantikan lokomotif uap.