38°C
29/09/2025
Bhineka

Menyoroti Peran Ganda Guru dalam Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

  • September 26, 2025
  • 2 min read
Menyoroti Peran Ganda Guru dalam Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

INFO BANDUNG BARAT — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diluncurkan dengan tujuan mulia: menyediakan asupan bergizi bagi siswa sekolah. Namun di lapangan, guru justru menjadi pihak yang menanggung beban tambahan.

Sejumlah guru mengaku harus mengurus distribusi makanan mulai dari menghitung jumlah rantang, membagi makanan ke siswa, hingga memastikan wadah kembali dengan lengkap. Pekerjaan tambahan ini membuat mereka seolah berperan sebagai tenaga logistik, bukan hanya sebagai pendidik.

“Waktu belajar sering terpotong karena guru harus membagi makanan atau mencatat jumlah rantang. Akhirnya, kegiatan belajar mengajar jadi tidak maksimal,” ujar salah seorang guru, dikutip dari Kilat.com, 2025.

Beban tersebut tidak diiringi dengan insentif tambahan. Guru tetap menjalankan tugas profesional sebagai pengajar, sekaligus melaksanakan peran baru yang muncul dari program MBG. Kondisi ini menimbulkan keluhan karena energi dan fokus guru semakin terkuras.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa beban kerja berlebih dapat memicu stres dan menurunkan kinerja guru. Jurnal Konseling dan Pendidikan (2020) menyebutkan, konflik peran ganda dan tekanan tambahan berpengaruh signifikan terhadap performa guru di kelas. Sementara itu, Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (2023) menegaskan bahwa beban kerja berlebih berdampak negatif pada kualitas pembelajaran.

Kondisi serupa juga dialami oleh guru perempuan yang kerap menghadapi dilema peran ganda antara pekerjaan dan tanggung jawab domestik. Menurut Jurnal Manajemen Indonesia (2022) dan publikasi ResearchGate (2024), tekanan tambahan tanpa dukungan memadai dapat meningkatkan risiko kelelahan fisik maupun emosional.

Situasi ini menegaskan adanya kebutuhan untuk menata ulang mekanisme distribusi MBG di sekolah. Program pangan bergizi bagi siswa tetap penting, tetapi jangan sampai mengganggu fungsi utama guru dalam mendidik. Pemerintah didorong untuk merancang sistem yang lebih proporsional, termasuk kemungkinan melibatkan tenaga khusus agar guru bisa fokus pada kelas.***

About Author

Tim Redaksi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *