INFO BANDUNG BARAT—Upacara Mikul Lodong merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Cikurutug Desa Tagogapu Kecamatan Padalarang. Upacara Mikul Lodong sendiri sebetulnya adalah perilaku keseharian masyarakat Sunda dalam aktivitas mengambil air dari sumber air. Kemudian mengisi air ke dalam lodong dan membawa air dengan cara dipikul untuk dibawa ke pemukiman. Dalam hal ini istilah mikul memiliki arti memikul dan lodong adalah tempat menampung air yang terbuat dari bambu gombong sepanjang 1 meter yang telah dihilangkan ruas-ruas bagian dalamnya dan disisakan lapisan ruas paling bawah untuk menampung air.
Asal mula Upacara Mikul Lodong
Upacara Mikul Lodong tercipta dari sebuah gagasan leluhur Keramat Cadas Gantung yaitu Eyang Haji Jangkung, Embah Bongkok Banyu, Eyang Peurah Kalajengking, dan Buyut Alsiem Sababuana yang isinya “keur nguatkeun anak incu dina urusan penca mangka kudu digembleng ku cara nanggung lodong ti Cipetir ka Kampung Cikurutug. Saterusna kudu diigelkeun jeung caina ulah tamplok (Guna menbentuk kekuatan anak cucu dalam hal urusan bela diri pencak silat, maka harus dilatih dengan cara memikul lodong dari keramat pancuran Cipetir sampai Kampung Cikurutug. Prosesi ini harus ditarikan jangan sampai airnya tumpah).”
Amanat ini dijalankan oleh Uyut Sarhapi beserta keturunannya yaitu Mama Muhali, Aki Sarma, dan sekarang dijalankan oleh Abah Caca, Pemimpin Padepokan Pencak Silat Putra Mekar Mandiri. Sehingga sampai sekarang masyarakat Kampung Cikurutug masih memelihara dan merawat tradisi Upacara Mikul Lodong.
Makna Upacara Mikul Lodong
Menurut Ajip Rosidi dalam Karya-Karya Mustafa (1989), pada zamannya sudah menjadikan bambu sebagai simbol. Beliau memperlambangkan bambu bukan saja dilihat dari pemikiran sastra, melainkan dari sudut pandang agama. Sebagian tulisan dalam salah satu sajaknya dari Kinanti Gusti Yang Kawung berbunyi,
“Urang dipasihan iwung, iwung ilmuning sang awi, iwung kersaning awina, iwung kawasaning awi, rungu paningal awina, iwung andikaning awi, urang dipasihan iwung, ku awi nu maha suci, lahang dipasihan lahang, ku kawung ku maha suci, mayang dibere mayang, ku jambe nu maha suci.”
Dari kutipan tersebut, nampak jelas bahwa bambu memiliki nilai yang sangat agung dalam pengungkapan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta.
1. Makna lodong kosong yang diisi mata air
Jika kosong harus diisi oleh berbagai ilmu dari sumber aslinya. Kemudian memikul lodong dalam Upacara Mikul Lodong sebagai simbol bahwa kita harus mampu memikul tanggung jawab yang sedang diemban.
2. Makna gerakan tari dalam Upacara Mikul Lodong
Tanggung jawab yang harus dipikul oleh para siswa bela diri dan sementara tarian memiliki makna bahwa manusia harus bisa memanfaatkan keahliannya untuk kesejahteraan hidup manusia.
3. Makna air dan mata air
Air adalah bagian dari raga manusia yang harus diisi ulang dengan energi dari sumbernya, yaitu mata air.*
*Sumber referensi tulisan: Buku 10 Ritus Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Hernandi Tismara, S.Sos., M.Si.