INFO BANDUNG BARATGunung Burangrang secara administratif berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta. Tingginya yang menjulang membuat gunung ini bisa dilihat dari berbagai penjuru. Bahkan dari Kota Bandung, Gunung ini cukup jelas penampakannya, tentu saja dengan catatan kondisi cuaca sedang mendukung. Letaknya berdekatan dengan Gunung Tangkubanparahu.

Sebagian wilayah Gunung Burangrang, terutama sisi bagian barat yang berada di wilayah Purwakarta, merupakan kawasan cagar alam. Pendakian ke puncak gunung ini sebaiknya dilakukan dengan memilih jalur yang sudah tersedia di luar kawasan cagar alam.

Ketinggian Gunung Burangrang menurut peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) lembar Cimahi, yang diterbitkan olah Badan Informasi Geospasial (BIG) edisi I-2001 skala 1:25.000, adalah 2.064 meter di atas permukaan laut (Mdpl), tetapi di kalangan pendaki lebih dikenal ketinggiannya 2.050 Mdpl.

Asal Nama dan Sejarah

Nama Gunung Burangrang sudah dikenal sejak lama, bahkan sebelum bangsa Eropa datang dan menduduki Nusantara. Namanya bisa ditemukan di dalam naskah Bujangga Manik.

Gunung Burangrang (foto: WordPress)
Gunung Burangrang (foto: WordPress)

Seperti diketahui, Bujangga Manik adalah bangsawan muda dari Kerajaan Pakuan yang dua kali melakukan perjalanan mengelilingi Pulau Jawa sekitar tahun 1500-an Masehi. Catatan perjalanannya tersimpan dari tahun 1627 sampai sekarang dengan kode naskah MS. Jav.b.3 (R), di perpustakaan Bodleian, Universitas Oxford, Inggris.

Dalam catatannya, Bujangga Manik menulis sebagai berikut:

Itu Tangkuban Parahu,
tanggeran na Gunung Wangi.
Itu ta gunung Marucung, ta(ng)geran na Sri Manggala.
Itu ta bukit Burangrang,
ta(ng)eran na Saung Agung.

Dalam naskah ini disebutkan bahwa di kaki Gunung Burangrang pernah ada tanggeran atau tapal batas sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Saung Agung.

Menurut para ahli sejarah, kerajaan Saung Agung berlokasi di daerah Purwakarta bagian timur, dan sebagian wilayahnya berada di lereng Gunung Burangrang, lebih tepatnya di daerah Wanayasa sekarang. Kekalahan Saung Agung dari Kesultanan Cirebon menjadi penyebab runtuhnya kerajaan ini pada akhir tahun 1600-an, sehingga namanya diganti menjadi Wanayasa.

Mengenai asal nama Gunung Burangrang sendiri, terdapat beberapa versi. Ada yang meyakini bahwa nama Burangrang diambil dari kata “jarang” atau “carang”. Ada pun yang dimaksud dengan “jarang” atau “carang” di sini adalah bentuk lembahan atau jurang-jurangnya yang jarang atau carang dalam arti renggang atau tidak rapat satu sama lainnya.

Versi lain yang lebih populer, nama Gunung ini berasal dari kata “rangrang” atau ranting-ranting pohon. Konon, pada saat Sangkuriang membuat perahu dari kayu, ranting-ranting atau “rangrang”-nya menjelma menjadi sebuah gunung di sebelah barat Gunung Tangkubanparahu. Gunung inilah yang kemudian dinamakan Gunung Burangrang.*

*Sumber: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (9): Gunung Burangrang, Saksi Bisu Sejarah Gunung Sunda Purba dan Kerajaan Saung Agung oleh Gan Gan Jatnika dalam BandungBergerak.id.