38°C
25/06/2025
Komunitas

Hammocking Gunung Hawu, Lawan Tambang dengan Bergelantung di Tebing Karst

  • Juli 10, 2024
  • 4 min read
  • 710 Views
Hammocking Gunung Hawu, Lawan Tambang dengan Bergelantung di Tebing Karst

INFO BANDUNG BARAT – Hammock konon berasal dari peradaban suku Maya yang diperkenalkan orang-orang Eropa ke dunia. Orang-orang Eropa tiba di benua Amerika untuk menjarah apapun yang mereka anggap berharga, tak terkecuali hammock.

Hammock adalah tempat tidur gantung suku bangsa Maya, agar mereka terhindar dari marabahaya ketika tidur, seperti dari sengatan ular berbisa dan hewan lainnya.

Meski pada mulanya hammock terbuat dari dedaunan yang ditambatkan ke pepohonan, di tangan bangsa Eropa, hammock tidak lagi terbuat dari dedaunan saja, melainkanterbuat dari kapas yang telah diproses sedemikian rupa menjadi benang kemudian dirajut membentuk hammock.

Hammock dalam bentuk itulah yang kemudian populer di pantai-pantai Spanyol, Italia dan Prancis untuk bersantai, sambil menikmati semilir angin dan cahaya senja.

Sebelum hammock berlabuh di pesisir pantai-pantai Eropa, hammock dipakai oleh para pelaut Eropa di dek kapal-kapal mereka sebagai tempat untuk melepas lelah setelah mengurusi barang jarahan seperti emas, barang berharga, dan komoditi lainnya, yang mereka peroleh dari benua Amerika.

Dari budaya itu bisa dibilang, asal-usul hammock tidak bisa dilepaskan dari kolonialisme Eropa di Amerika Selatan.

Wisatawan dari berbagai daerah tengah menjajal wisata ekstrem high hammocking di Gunung Hawu Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Hammocking Melawan Tambang

Lain dulu lain sekarang, di masa sekarang hammock justru bertransformasi menjadi sarana pendukung untuk menghambat proses penjarahan (batu kapur/karst).

Kisah tentang perlawanan hammocking dimulai ketika generasi muda Bandung Barat menggugat pertambangan yang berlangsung sporadik di Kawasan Karst Citatah, melalui aksi massa, dan diskusi dengan pemerintah, sekitar tahun 2009.

Gugatan demi gugatan yang dilayangkan pada pemerintah, jalannya tidak mudah, terjal dan mendakik-dakik, akhirnyamembuahkan hasil juga. Meski hasilnya tak sesuai harapan, hanya kemenangan-kemenangan kecil saja, namun haruslah dikemukakan.

Pada tahun 2012 terbitlah Permen ESDM No. 17 tentang penetapan Kawasan Bentang Alam Karst (KCAG) Citatah, dan dimasukkannya Kawasan Cagar Alam Geologi(KCAG) Hawu-Pabeasan dan Pawon ke dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Barat  No. 2 Tahun 2009-2029.

Sadar kemenangan kecil di atas kertas saja tidak akan cukup menyelamatkan Kawasan Karst Citatah dari krisis ekologi akibat penjarahan batu Karst oleh perusahaan tambang, maka dibukalah wisata minat khusus di beberapa tempat diantaranya: Pabeasan, Hawu, Pawon, Gunung Masigit dan Karang Panganten.

Salah satu wisata minat khusus yang ditawarkan dalam hal ini adalah high hammocking. Semua itu dilaksankaan untuk menjawab tantangan model pemanfaatan karst macamapa yang tidak merusak/menjarah.

Dari hutan tropis di Amerika Selatan, ke dek kapal, lalu pesisir pantai Eropa, kini tiba juga Hammock di ketinggian. Sebelum dijajakan sebagai salah satu item dalam wisata minat khusus.

Hammock digunakan sebagai sarana pendukung untuk menaklukan tebing-tebing yang menjulang tinggi/big wall yang ketinggiannya di atas 1000 meter.

Hammock di sini digunakan karena waktu pemanjatan untuk tebing macam ini bisa memakan waktu berjam-jam sampai berhari-hari.

Sensasi tidur menggunakan hammock di ketinggian itulah yang kemudian dijajakan kepada wisatawan dengan nama High Hammocking.

High Hammocking biasanya dijajakan oleh mereka yang sudah terlatih memasang hammock di ketinggian/di atas tebing. Dan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang bergiat di olahraga ekstrem panjat tebing alam.

Karena berkaitan dengan meminimalisir kecelakaan di ketinggian, alat-alat yang digunakannya pun mestilah teruji dan terstandarisasi, serta terdiri dari beraneka rupa.

Alat-alat yang dipakai dalam high hammocking diantaranya: shit harnest, cowstail, cincin kait berpengunci (carabiner screw), cincinkait tak berpengunci (carabiner snap), helm, tali kernmantle, sarung tangan, prusik, webbing, ascender, dan pulley.

Secara teknis, pemasangannya yaitu mula-mula denganmenyiapkan 2 atau 3 lintasan tali yang dibentangkan dari satutambatan ke tambatan lainnya.

Dalam hal ini yang berfungsi sebagai tambatan adalah batuan karst yang tersedia. Setelah tali lintasan disiapkan, barulah hammock ditambatkan ke dua tali lintasan yang ada, sedangkan tali lintasan yang ke tiga berfungsi sebagai pengaman tubuh, biasanya tali lintasan yang ada di tengah-tengah.

Teknik memasang tali lintasan untuk hammock dan pengaman tubuh menggunakan metode hauling. Cukup rumit bukan cara pemasangannya? Itulahkenapa wisata ini di sebut wisata minat khusus, karena kaitannya dengan meminimalisir resiko tinggi, begitulah caranya.

Sampai di ketinggian, hammock tidak lagi digunakan oleh para penjarah, melainkan digunakan untuk menghambat penjarahan. Di tower-tower puncak tebing Hawu misalnya, hammock dipancangkan sebagai penanda berakhirnya era penjarahan/pertambangan batu karst di tempat itu (gunung Hawu).

Wisatawan yang datang ke tebing Hawu untuk ber- high hammocking, tidak hanya dari dalam negeri, ada dari mancanegara juga, terutama dari negara-negara Asia Tenggara.

Usut punya usut rupanya wisata macam ini tak ada di negeri mereka. Mereka datang jauh-jauh ke Hawu hanya untuk merasakan sensasi tiduran atau bersantai di ketinggian.

Sedangkan muda-mudi Bandung Barat yg menggugat, susah-susah menjajakan hammock di tebing hanya untuk menghambat penjarahan, karena bagi mereka kemenangan kecil di atas kertas saja tidak akan cukup menyelamatlan kawasan karst Citatah dari krisis ekologi.***

About Author

Tim Redaksi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *