38°C
24/06/2025
Budaya

Mengenal Tradisi Ngertakeun Bumi Lamba, Manifestasi Hubungan Manusia, Alam, dan Sang Pencipta

  • Juni 7, 2024
  • 2 min read
  • 529 Views
Mengenal Tradisi Ngertakeun Bumi Lamba, Manifestasi Hubungan Manusia, Alam, dan Sang Pencipta

INFO BANDUNG BARAT — Ngertakeun Bumi Lamba adalah upacara yang bertujuan untuk menjalankan pesan kasepuhan yang menitipkan tiga gunung sebagai paku alam atau harus diperlakukan sebagai tempat suci. Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Wayang, dan Gunung Gede.

Upacara ini merupakan ritual tahunan yang digelar bertepatan dengan perjalanan matahari yang baru kembali dari paling utara Bumi menuju selatan. Setiap bulan Kapitu (bulan ke-7) dalam hitungan Suryakala, kala ider (kalender) Sunda. Hal ini sudah tertulis dalam naskah kuno Siksa Kanda Ng Karesian sebagaia amanat untuk menjaga kelestarian bumi, merawat lingkungan dari yang terkecil. Mulai dari tubuh kita, rumah kita, hingga alam semesta.

Berdasarkan falsafah hidup dan aturan adat istiadat orang Sunda, upacara ini merupakan manifestasi hubungan harmonis manusia dengan alam dan pencipta-Nya. Filosofi hidup masyarakat Sunda adalah Mulasara Buana, yang artinya memelihara alam semesta. Visi hidup yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan mencegah sikap mengeksploitasi alam yang berlebihan.

Gunung berapi merupakan sumber kehidupan masyarakat Sunda, sehingga memiliki tempat terhormat sebagai guru. Sebagaimana akronim gunung menurut orang sunda adalah guru nu agung. Menurut Jakob Sumardjo dan Edi S Ekajati dalam penelitiannya menyebutkan bahwa gunung berperan sebagai ‘axis mundi’ yang artinya penghubung transdental antara manusia dengan Yang Maha Kuasa. Kerusakan alam dianggap akibat perbuatan serakah manusia. Akibatnya, Yang Maha Kuasa bereaksi dengan memusnahkan sebagian alam yang tidak terjaga dengan baik.

Inti upacara Ngertakeun Bumi Lamba adalah sebagai bentuk syukur atau terima kasih dan pengingat pada setiap makhluk bahwa gunung dan alam adalah sumber spiritual dan budi pekerti yang mendasari perilaku berbudaya bagi manusia. Pesan yang tersirat adalah mendesak manusia untuk mengubah sikap terhadap lingkungan. Lebih arif terhadap alam sebagaimana yang dilakukan oleh leluhur sejah dahulu.

Ngertakeun Bumi Lamba dimulai dari pengambilan air dari seluruh sumber mata air suci atau keramat dari Sabang sampai Merauke sehingga upacara ini dihadiri oleh komunitas adat lokal seluruh Indonesia. Dilanjutakan dengan doa untuk para leluhur dan mengungkapkan rasa syukur atas berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.***

About Author

Tim Redaksi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *