INFO BANDUNG BARAT—Baru-baru ini Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pengemudi ojek online (ojol) tidak akan mendapat subsidi BBM. Alasannya, karena ojol bukan angkutan umum.
Pemerintah sedang memikirkan berbagai cara agar bisa memberikan subsidi BBM secara tepat sasaran. Tapi, Menteri Bahlil mengatakan juka pengemudi ojol bukan prioritas, karena mereka itu menggunakan motor untuk usaha, bukan untuk transportasi umum.
Menurut Bahlil, BBM yang bersubsidi itu lebih baik diberikan kepada angkutan umum yang digunakan masyarakat banyak, karena bertujuan agar tarif transportasi umum tetap terjangkau.
Serikat Ojol Mengaku Keberatan
Lily Pujiati, ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia, mengatakan bahwa kebijakan itu malah akan nambah beban mereka.
Bagaimana tidak? Pengemudi ojek online sekarang saja pendapatannya tidak menentu karena status mereka sebagai mitra, bukan karyawan tetap. Terlebih, mereka sudah menanggung banyak biaya seperti parkir, suku cadang, servis motor, hingga pulsa.
Belum lagi, platform ojol mengambil potongan 25-70% dari penghasilan mereka. Padahal, aturan pemerintah hanya mengizinkan maksimal 20%. Jadi, wajar jika para ojek online merasa keberatan.
Lily juga khawatir kalau subsidi BBM dicabut, itu bisa membuat harga barang dan jasa naik, sehingga masyarakat menjadi berpikir dua kali untuk menggunakan jasa ojek online.
Bukan tidak mungkin yang terkena dampaknya justru orang-orang yang sangat membutuhkan transportasi yang terjangkau.
Keputusan Belum Final
Alasan Bahlil mengapa ojol tidak masuk dalam daftar penerima subsidi adalah karena ojek online itu dianggap usaha, bukan angkutan umum.
“Ojek (online) kan pakai BBM buat usaha, masa iya usaha disubsidi?” kata Bahlil.
Meski demikian, Bahlil juga menegaskan jik keputusan soal siapa yang akan mendapat subsidi BBM masih belum final. Semua masih dalam pembahasan, sehingga belum ada keputusan yang pasti.