INFO BANDUNG BARATPernahkah kamu menuruti semua keinginan anak karena alasan sayang dan tidak ingin mereka rewel? Tahu tidak, kalau kebiasaan itu tanpa sadar bisa membuat anak mengenal konsumerisme dan berujung over konsumsi?

Sebagai orang tua, kita perlu menularkan nilai bijak berkonsumsi dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan ini, lho! Supaya anak dekat dengan syukur dan lekat dengan cukup.

Apa saja sih kebiasaan orang tua yang bisa membuat anak-anak over konsumsi? Berikut beberapa kebiasaan yang berhasil dihimpun tim Info Bandung Barat dari berbagai sumber.

Terlalu banyak membeli mainan tanpa tujuan yang jelas

Ilustrasi terlalu banyak membeli mainan dan membuat anak menjadi over konsumsi (foto: freepik)

”Less toys, more creativity”. Kenalkan rasa cukup, syukur, dan berdamai dengan bosan. Kenalkan bijak berkonsumsi dengan membeli mainan sesuai kebutuhan dan waktu yang tepat. Jangan karena ingin menuntaskan keinginan orang tua yang ketika kecil tidak sanggup membeli, akhirnya berdampak pada anak yang harus mengenal konsumerisme.

Terlalu meng-iya-kan keinginan anak tapi kurang kehadiran orang tua

Ilustrasi (foto: freepik)

Sebanyak apapub mainan dan buku yang kita belikan untuk anak kita, jika tidak didampingi orang tuanya, maka anak akan terus merasa kurang dan bosan. Kids worth your time and presence!

Kebiasaan jajan berlebihan

Ilustrasi jajan berlebihan (foto: freepik)

Membolehkan setiap kemauan anak untuk jajan ini dan itu hingga sering mengabaikan apa yang sudah ada di rumah dan belum habis. Secara tidak langsung mengajarkan anak untuk selalu mencari opsi lain selain yang sudah disajikan. Biasakan juga untuk mengambil sesuai porsi agar meminimalisir food waste.

Memakai energi berlebihan

Ilustrasi (foto: freepik)

Ajarkan anak untuk tidak membuang energi di rumah secara berlebihan. Contohkan untuk mematikan keran air saat menggunakan sabun, lampu hanya menyala saat malam hari, dan sebagainya.

Anak melihat banyak barang tidak terpakai di rumah

Ilustrasi barang tidak terpakai (foto: freepik)

Isi lemari pakaian yang terlalu penuh atau laci mainan yang selalu berantakan bisa menularkan efek konsumerisme pada anak. Mereka akan merasa normal untuk hidup bersama banyak barang, sekali pun barang-barang yang tidak terpakai.

Screen time yang tidak terfilter dan tidak terjadwal

Ilustrasi screen time (foto: freepik)

Jenis tontonan yang tidak terfilter serta durasi screen time pada anak yang kelewat batas bisa memberikan over stimulasi. Apalagi sekarang banyak iklan pinjaman online, kredit, dan lain-lain yang masuk ke aplikasi tontonan anak. Dampingi dan kontrol screen time anak agar terbebas dari tontonan yang tidak seharusnya.

Tidak mengajarkan menunda pembelian

Ilustrasi (foto: freepik)

Evaluasi permintaan anak, ajarkan mereka konsep kebutuhan keinginan supaya tidak terjebak pada konsumerisme. Rasa sayang kita tidak harus diwujudkan dalam bentuk pembelian barang. Investasikan kehadiran kita untuk memberikan pengalaman, peningkatan skill, atau pendidikan mereka.***