INFO BANDUNG BARATKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan susu ikan masuk ke dalam menu program makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo mengatakan, susu ikan sudah direkomendasikan ke dapur-dapur sentral yang disiapkan oleh Badan Gizi Nasional.

Menuai Kritik Para Ahli Gizi

Ilustrasi susu ikan (foto: Istimewa)
Ilustrasi susu ikan (foto: Istimewa)

Meski demikian, pernyataan tersebut tak lepas dari kritik, utamanya para pakar. Dari segi nutrisi, ahli gizi dr. Tan Shot Yen menegaskan sumber protein tidak harus selalu berasal dari susu. Terlebih, dalam hal ini ‘susu ikan’ melalui sejumlah pemrosesan untuk bisa menjadi bubuk, yang artinya termasuk pangan ultra-proses.

Ia menekankan, sumber nutrisi utama protein malah lebih banyak didapatkan dari real-food alias ikan yang dimakan langsung secara utuh.

Harga Relatif Mahal

dr. Tan menyoroti harga ‘susu ikan’ cukup mahal dibanderol sekitar Rp 120 ribu. Dengan harga tersebut sebetulnya sumber protein bisa lebih banyak didapatkan dari jenis lain. Termasuk ikan yang dibeli utuh, tidak perlu diproses seolah-olah menjadi ‘susu’.

Senada dengan dr. Tan, spesialis gizi klinik dr. Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, mengaku khawatir dengan sejumlah kandungan di produk ‘susu ikan’. Pasalnya, dalam sejumlah produk terdapat kandungan gula cukup tinggi yakni maltodekstrin.