INFO BANDUNG BARAT—Meninggalnya Aulia Risma Lestari, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). menguak kasus bullying berdalih senioritas. Kasus Aulia Risma Lestari, peserta PPDS Undip mengingatkan pada hasil skrining yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada April 2024 silam.
Disebutkan, sebanyak 22,4% Mahasiswa PPDS bergejala depresi, dan 3% di antaranya ingin mengakhiri hidup. Skrining ini dilakukan di 28 rumah sakit vertikal, termasuk RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten, pada 21, 22, dan 24 Maret 2024.
Total peserta skrining 12.121 PPDS, dengan metode kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9. Skrining ini merupakan bagian dari upaya untuk mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan mental di kalangan calon dokter spesialis.
Bullying atau perundungan di kalangan dewasa nyata adanya. Alasan senioritas, di kalangan perguruan tinggi maupun tempat kerja selalu jadi argumen. Agar junior lebih tangguh, kuat mental. Padahal bullying bisa berakibat fatal, seperti stres, depresi, luka fisik dan psikis, bahkan kematian.
Cara Melawan Bullying
Depresi akibat bullying senioritas di kampus bukan omong kosong. Sejumlah postingan warganet membenarkan bahwa itu sudah terjadi sejak lama. Tentu ini harus dilawan. Bagaimana cara melawannya? Ayo kita simak.
1. Utamakan keselamatan dirimu
Sulit untuk melawan bullying secara langsung dan seorang diri. Maka utamakan dulu keselamatan dirimu. Jaga jarak dari orang-orang yang merundungmu. Usahakan menolak perintah yang tidak masuk akal, tapi dengan argumen yang sehat. Jaga emosi, jangan sampai si perundung punya alasan untuk semakin menekanmu.
2. Utarakan keberatan atas bullying/perundungan
Sampaikan bahwa kamu tidak nyaman dengan aturan yang mereka buat. Sampaikan secara tertulis dan dokumentasikan, apa saja yang aturan atau sikap mereka yang membuatmu tidak nyaman. Gunakan kalimat yang sopan, tidak emosional. Katakan bagaimana kondisimu dirugikan akibat perilaku mereka.
3. Dokumentasikan bukti perundungan
Foto, tulis, atau bahkan videokan bukti-bukti bullying yang diakukan. Jika ada saksi mata, akan lebih bagus lagi. Jika ada teman senasib, ajak dia mendokumentasikan juga.
4. Beri tahu pihak lain
Ya, beri tahu orang lain bahwa dirimu jadi korban perundungan/bullying. Harus ada pihak lain yang memahami kondisimu. Baik itu rekan sejawat, teman, atau divisi lain di kampus/tempat kerja, atau bahkan senior lain yang punya kapasitas lebih besar dari pada si pelaku bully.
5. Segera cari bantuan profesional
Saat bullying terus berlanjut dan psikismu sudah tak tahan lagi, segera cari bantuan profesional. Bisa ke psikolog atau psikiater, utarakan bahwa kamu korban perundungan para senior dengan dalih senioritas.
6. Bersatu untuk melawan
Perundungan atau bullying dengan alasan senioritas tidak dapat dibenarkan. Harus dilawan bersama. Para korban bisa bersatu untuk menolak, melawan, dan melaporkan ke pihak penegak hukum. Suarakan di media sosial atau media apapun, demi mendapat dukungan banyak orang.